PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
OTOT
Nama
Kelompok :
Cahya
Aulia
Eka
Fitri Andriani
Musfiroh
Nina
Kurniawati
Ni
Made Yulianda
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
FARMASI DAN SAINS
UNIVEARSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Otot
adalah jaringan yang terbentuk dari sekumpulan sel-sel yang berfungsi sebagai
alat gerak. Jaringan otot sekitar 40 % berat tubuh tebentuk atas otot. Otot
melakukan semua gerakan tubuh. Otot mempunyai sel-sel yang tipis dan panjang, yang
mengubah energi yang tersimpan dalam lemak dan gula darah (glukosa) menjadi
gerakan panas.
Otot
tersusun atas berkas-berkas sel panjang (miofiber). Setiap miofiber mengandung
ribuan serat-serat yang lebih halus (miofibril). Seutans miofibril tersusun
atas filamen-filamen yang terbuat dari dua macam protein yaitu aktin dan
myosin, yang saling tumpang tindih. Myosin membentuk filamen yang lebih tebal
dari aktin. Otot terbagi menjadi otot bergaris, otot jantung dan otot polos.
1.
Otot bergaris
(otot lurik, otot rangka dan otot sadar)
Dikenal dengan otot
sadar, otot ini akan berkontraksi jika ada rangsangan oleh sel saraf, beberapa
otot melekat pada tulang berkontraksi, yang lain berelaksasi untuk menghasilkan
gerakan sadar seperti berjalan dan menulis.
2.
Otot Jantung
Otot jantung hanya
ditemukan dijantung,otot ini seperti otot sadar, perbedaannya serabut ototnya
bercabang, kerjanya tak dapat dikendalikan oleh kemauan.
3.
Otot polos
Dikenal dengan otot tak
sadar dan bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan otomatis didalam tubuh (otot
polos ditemukan pada dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, pada dinding
saluran pencernaan, trakea, bronki, pada iris dan pada otot tak sadar dalam
kulit).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Otot merupakan suatu organ/alat yang memunginkan
tubuh dapat bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel
terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk seperti pergerakan amuba. Pada
sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut
miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek.
Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu
(berkontraksi). Dalam garis besarnya sel otot dapat kita bagi dalam 3 golongan.
Yaitu : otot motoritas, otot otonom, dan
otot jantung.
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan
berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang saat
berelaksasi. Kontrksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan,
sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Denagn dmikian
otot memiliki 3 karakter, yaitu : kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk
memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini terjadi jika otot sedang
melakukan kegiatan. Ektensibilitas, kmampuan otot untuk memeaanjang dan lebih
panjang dari ukuran semula. Elastisitass, yaitu kemampuan otot untuk kembali ke
ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu
filamen aktin dan filamen miosin. Filamen aktin tipis dan filamen miosin tebal.
Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun seabut otot dan
serabut-serabut otot menyusun satu otot.
Dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot yaitu
otot polos, otot serat lintang involunter dan otot serat lintang volunter. Otot
polos tidak memperhatikan adanya garis-garis melintang dan terdapat terdapat
pada sistem-sistem yang menjalankan fungsinya secara otomatis. Otot polos
terdapat pada dinding treatus digestivusyang berperan dalam aktifitas gerak.
Serabut otot tersusun sebagai berkas yang dbungkus jaringan fibrosa, jaringan
pengikat diantara masing-masing serabut otot disebut endomisium.
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat
lintang. Otot ini bekerja dibawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya
mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang
terusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunyai banyak
inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode
istirahat berkali-kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang
dibungkus oleh fasia super fasialis.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal
14 Maret 2013, pukul 13.00 – 15.20 WIB, dan bertempat di Laboratorium Anatomi
Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof.
Dr. Hamka.
B. Alat
Alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah :
1.
Mikroskop
2.
Preparat
3.
Alat Tulis
C. Bahan
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah :
1.
Preparat otot
polos
2.
Preparat otot
lurik
3.
Preparat otot
jantung
4.
Preparat otot
paru-paru
5.
Preparat otot
saraf
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali
ini adalah, sebagai berikut :
1.
Menyediakan alat
dan bahan yang akan digunakan
2.
Mengamati bahan
yang ada dan menggambar hasil pengamatan serta menunjukkan bagian-bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
1. Otot Lurik
Keterangan :
a. Inti
sel
b. Miofibril
2. Otot jantung
Keterangan :
a. Inti
sel
b. Endomisium
c. Keping-keping
interkalar
3. Otot Polos
Keterangan ;
a. Inti
sel
b. Berkas
otot polos
4. Otot Paru-Paru
Keterangan :
a. Inti
sel
5. Otot Saraf
Keterangan :
a. Inti
sel
b. Dendrit
c. Akson
B.
Pembahasan
Otot
merupakan sebuah jaringan konektif dalam tubuh yanag tugas utamannya kontraksi.
Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi
dalam tubuh. Otot juga dikatakan alat gerak aktif. Gerakan tersebut disebabkan
karena kerja sama antara ptot dan tulang,tulang tidak dapat berfungsi sebagai
alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakkan tulang
karena mempunyai kemampuan berkontraksi. Selain mampu berkontraksi (memendek)
otot juga mampu berelaksasi. Jika otot berkontraksi tulang akan terangkat, dan
otot disebut miobril, miobril disusun oleh aktin dan miosin. Otot memiliki 3
karakter, yaitu: kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih
pendek dsari ukuran semula, hal ini terjadi jika otot sedang melakukan
kegiatan: ekstensibilitas , yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih
panjang dari ukuran semula; elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali
pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua filamen dasar, yaitu
filamen aktin dan filamen miosin. Filamen aktin tipis dan filamen miosin tebal.
Kedua filamen menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut
otot-serabut otot menyusun satu otot. Berdasarkan jenisnya, oot terbagi menjadi
tiga bagian, yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung. Otot polos adalah
salah satu otot yang mempunyai otot yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya
tidak disadari/invontari, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel.
Otot ini biasanya terletak pada saluran pebcernaan seperti lambung dan usus.
Otot
jantung terletak pada jantung. Otot ini termasuk otot istimewa karena memiliki
bentuk karena memilki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yaitu
mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lurik
memilik satu sel atau dua nukleus yang terletak di tengah/ tepi sa. Otot
jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus
interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal
kerjanya yakni involuntari (tidak disadari).
Otot lurik merupakan otot yang melekatkan
seluruh rangka, cara kerjanya disadari, bentuknya memanjang dengan banyak
lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel, contohnya otot
oada lengan. Otot rangka disebut juga dengan otot lurik, karena serabut
kontraktilnya memantulkan cahaya berselang-seling gelap dan terang berjejer
terakhir membentuk pita vertikel terhadap poros otak. Sel atau serabut rangka
berbentuk silindris, setiap sel berinti banhyak yang terletak di sekitar
sarkoplasma. Otot rangka bekerja di bawah kesadaran. Sehingga disebut dengan
otot volunteri, kontraksinya cepat, kuat, tetapi mudah lelah. Otot rangka
biasanya melekat pada rangka, lidah bibir, telinga, kelopak mata, dan
diafragma.
Otot polos disebut juga otot otonom, karena
protoplasmanya liin dan tidak memiliki garis-garis melintang. Otot polos
berbentuk seperti gelondong, karena bagian tengahnya besar sedangkan kedua
ujungnya meruncing dan mempunyai inti sel yang terlektak di tengah-tengah.
Apabila dilihat dari sifat kerjanya otot polos bergerak lamban dan dipengaruhi
saraf ototnom. Dengan demikian otot polos bekerja diluar kesadaran kita. Otot
ini terdapat pada organ-organ dalam seperti ventrikulus, kandung kemih dan
lain-lain.
Otot
jantung menyerupai otot serat melintang dimana didalam sel protoplasmanya
terdapat serabut-serabut melintang yang bercabang-cabang, otot ini berbeda
dengan otot rangka karena sel-selnya panjang. Inti selnya berbentuk lonjong dan
berwarna pucat, dimana terletak di tengah-tengah serabut. Serabut otot jantung
bergaris melintang, tetapi tidak sejelas dengan otot rangka. Otot jantung dapat
bergerak sendiri secara otomatis atau diluar kesadaran karena mendapat
rangsangan dari luuar (susunan otonom).
Sifat
kerja otot dibedakan menjadi santagonis dan sinergenis. Antagonis adalah kerja
otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya adalah
ekstensor (meleuruskan), flejsor (membengkokan), misalnya otot bisep dan otot
trisep, abduktor ( menjauhi badan), aduktor ( mendekati badan) misalnya, gerak
tangan sejajar bahu dan sikap sempurna, depresor (kebawah) dan aduktor (keatas)
misalnya gerak kepala menunduk dan mengadah dan supinator telapak tangan
menelungkup. Sinergis adalah otot-otot kontraksinya menimbulkan gerak searah,
contohnya pronator teres dan prontaor kuadratus. Berdasarkan letknya otot
dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu otot kepala, otot leher, otot bahu,
otot dada, otot perut, otot punggung, otot lengan dan otot paha.
Sistem saraf manusia merupakan
jalinan jaringan yang saling berhubungan , sangat khusus dan kompleks. Sistem
saraf ini mengkoordinasikan, mengatur dan mengendalikan interaksi antara
seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini
juga mengatur aktivitas sebagian besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu
berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf
diantara berbagai sistem. Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, bahasa, sensasi
dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk
memahami, belajar dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari
integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku
seseorang.
Sistem saraf terdiri dari sel-sel
saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan sel schwan). Kedua jenis
sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lain sehingga
bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Neuron adalah sel-sel sistem saraf
khusus peka rangsangan yang menerima masukan sensorik atau aferen dari
ujung-ujung saraf perifer khusus atau dari organ reseptor sensorik dan
menyalurkan masukan motorik atau masukan eferen ke otot-otot dan
kelenjar-kelenjar, yaitu organ-organ efektor. Sistem saraf terbagi menjadi dua,
yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri
dari otak dan medulla spinalis.
Sistem saraf perifer terdiri dari
neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf autonom (viseral).
Sistem saraf pusat dilindungi oleh tulang tengkorak dan tulang belakang.
Selanjutnya, sistem saraf pusat dilindungi pula oleh suspensi dalam cairan
serebrospinalis (cerebrospinal fluid,CSF) yang diproduksi otak dalam ventrikel
otak. Selain itu, juga dilindungi oleh tiga lapisan yang secara bersama-sama
disebut sebagai meninges (durameter, arakhnoid, piameter).1 Spesifitas
komunikasi kerja sel saraf bergantung dengan hubungan anatomis yang erat antara
sel-sel saraf dan sel-sel sasaran mereka, sehingga setiap neuron memiliki
rentang pengaruh yang sempit.
Neurotransmitor dikeluarkan dengan
distribusi yang sangat terbatas hanya ke sel-sel sasaran spesiffik didekatnya,
kemudian deengan cepat mengalami inaktivasi oleh enzim-enzim di taut sel saraf
sel sasaran atau diserapkan kembali oleh ujung saraf sebelum dapat mencapai
darah. Sel sasaran untuk neuron tertentu memiliki reseptor untuk
neurotransmitter yang bersangkutan, tetapi hal itu juga dimiliki oleh sel-sel
ditempat lain, dan sel-sel tersebut juga akan berespon terhadap perantara yang
sama tersebut apabila terpajan.
Secara umum, sistem saraf
bertanggung jawab untuk mengkoordinasi respon yang cepat dan
cermat.sinyal-sinyal saraf dalam bentuk potensial aksi secara cepat merambat
disepanjang serat-serat sel saraf,menyebabkan pelepasan suatu neurottransimtter
di ujung saraf yang akan berdifusi hanya dalam jarak yang sangat dekat ke sel
sasarannya sebelum respon timbul.respon yang diperantarai oleh sel saraf bukan
hanya cepat,tetapi juga singkat,kerjanya dengan cepat terhenti karena
neurotransimtter dengan cepat disingkirkan dari sasarannya.hal ini memungkinkan
penghentian respon,pengulangan respon yang berlangsung hampir dengan segera
atau muncul respon alternatif dengan segera,bergantung pada keadaan (sebagai
contoh,perubahan cepat perintah ke kelompok-kelompok otot yang diperlukan untuk
mengkoordinasikan gerakan berjalan).cara kerja ini menyebabkan komunikasi saraf
berlangsung cepat dan cermat.jaringan sasaran bagi system saraf adalah
otot-otot dan kelenjar,terutama kelenjar eksokrin.
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Fungsi
otot adalah sebagai alat penggerak aktif tubuh, sedangkan penggerak pasif tubuh
adalah rangka.
2. Berdasarkan
jenisnya, otot dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: otot lurik, otot polos dan
otot jantung.
3. Cara
kerja otot dibedakan menjadi dua macam yaitu; sinergis (cara kerja otot yang
saling beriringan) dan antagonis (kerja otot yang saling berlawanan).
4. Otot
saraf berfungsi memberi impuls ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan respon.
5. Otot
paru-paru berfungsi membantu paru-paru dalam sistem pernapasan sehingga sistem
pernapasan berjalan dengan baik sesuai fungsinya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, 1992. Anatomi
dan fisiologi ternak.gadjah mada university press.yogyakarta.
Kelley, R., 1995.
Histologi dasar . EGC. Jakarta.
Pearce, E.,2004.
Anatomi dan fisiologi manusia untuk paramedis. Gramedia pustaka utama.jakarta
Syaifuddin,2006.
Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Buku kedokteran EGC. Jakarta
.
(http://www.docstoc.com/docs/25972416/sistem-alat-gerak).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar