Minggu, 08 Desember 2013

Laporan Anfisman : Otot

PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

OTOT









Nama Kelompok :
Cahya Aulia
Eka Fitri Andriani
Musfiroh
Nina Kurniawati
Ni Made Yulianda

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVEARSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Otot adalah jaringan yang terbentuk dari sekumpulan sel-sel yang berfungsi sebagai alat gerak. Jaringan otot sekitar 40 % berat tubuh tebentuk atas otot. Otot melakukan semua gerakan tubuh. Otot mempunyai sel-sel yang tipis dan panjang, yang mengubah energi yang tersimpan dalam lemak dan gula darah (glukosa) menjadi gerakan panas.

Otot tersusun atas berkas-berkas sel panjang (miofiber). Setiap miofiber mengandung ribuan serat-serat yang lebih halus (miofibril). Seutans miofibril tersusun atas filamen-filamen yang terbuat dari dua macam protein yaitu aktin dan myosin, yang saling tumpang tindih. Myosin membentuk filamen yang lebih tebal dari aktin. Otot terbagi menjadi otot bergaris, otot jantung dan otot polos.

1.    Otot bergaris (otot lurik, otot rangka dan otot sadar)

Dikenal dengan otot sadar, otot ini akan berkontraksi jika ada rangsangan oleh sel saraf, beberapa otot melekat pada tulang berkontraksi, yang lain berelaksasi untuk menghasilkan gerakan sadar seperti berjalan dan menulis.

2.    Otot Jantung

Otot jantung hanya ditemukan dijantung,otot ini seperti otot sadar, perbedaannya serabut ototnya bercabang, kerjanya tak dapat dikendalikan oleh kemauan.

3.    Otot polos

Dikenal dengan otot tak sadar dan bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan otomatis didalam tubuh (otot polos ditemukan pada dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, pada dinding saluran pencernaan, trakea, bronki, pada iris dan pada otot tak sadar dalam kulit).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Otot merupakan suatu organ/alat yang memunginkan tubuh dapat bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk seperti pergerakan amuba. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu (berkontraksi). Dalam garis besarnya sel otot dapat kita bagi dalam 3 golongan. Yaitu : otot  motoritas, otot otonom, dan otot jantung.
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang saat berelaksasi. Kontrksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Denagn dmikian otot memiliki 3 karakter, yaitu : kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Ektensibilitas, kmampuan otot untuk memeaanjang dan lebih panjang dari ukuran semula. Elastisitass, yaitu kemampuan otot untuk kembali ke ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filamen aktin dan filamen miosin. Filamen aktin tipis dan filamen miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun seabut otot dan serabut-serabut otot menyusun satu otot.
Dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot yaitu otot polos, otot serat lintang involunter dan otot serat lintang volunter. Otot polos tidak memperhatikan adanya garis-garis melintang dan terdapat terdapat pada sistem-sistem yang menjalankan fungsinya secara otomatis. Otot polos terdapat pada dinding treatus digestivusyang berperan dalam aktifitas gerak. Serabut otot tersusun sebagai berkas yang dbungkus jaringan fibrosa, jaringan pengikat diantara masing-masing serabut otot disebut endomisium.
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja dibawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang terusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunyai banyak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali-kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis.



BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.   Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 14 Maret 2013, pukul 13.00 – 15.20 WIB, dan bertempat di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

B.   Alat

Alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah :

1.      Mikroskop
2.      Preparat
3.      Alat Tulis

C.   Bahan

Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah :

1.      Preparat otot polos
2.      Preparat otot lurik
3.      Preparat otot jantung
4.      Preparat otot paru-paru
5.      Preparat otot saraf

D.   Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut :

1.      Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Mengamati bahan yang ada dan menggambar hasil pengamatan serta menunjukkan bagian-bagiannya.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil

1. Otot Lurik

Keterangan :
a.       Inti sel
b.      Miofibril

2. Otot jantung

Keterangan :
a.       Inti sel
b.      Endomisium
c.       Keping-keping interkalar

3. Otot Polos

Keterangan ;
a.       Inti sel
b.      Berkas otot polos

4. Otot Paru-Paru

Keterangan :
a.       Inti sel





5. Otot Saraf

Keterangan :
a.       Inti sel
b.      Dendrit
c.       Akson

B.   Pembahasan

Otot merupakan sebuah jaringan konektif dalam tubuh yanag tugas utamannya kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Otot juga dikatakan alat gerak aktif. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara ptot dan tulang,tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakkan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi. Selain mampu berkontraksi (memendek) otot juga mampu berelaksasi. Jika otot berkontraksi tulang akan terangkat, dan otot disebut miobril, miobril disusun oleh aktin dan miosin. Otot memiliki 3 karakter, yaitu: kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dsari ukuran semula, hal ini terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan: ekstensibilitas , yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula; elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

 Otot tersusun atas dua filamen dasar, yaitu filamen aktin dan filamen miosin. Filamen aktin tipis dan filamen miosin tebal. Kedua filamen menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot. Berdasarkan jenisnya, oot terbagi menjadi tiga bagian, yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai otot yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari/invontari, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terletak pada saluran pebcernaan seperti lambung dan usus.

Otot jantung terletak pada jantung. Otot ini termasuk otot istimewa karena memiliki bentuk karena memilki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yaitu mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lurik memilik satu sel atau dua nukleus yang terletak di tengah/ tepi sa. Otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal kerjanya yakni involuntari (tidak disadari).

 Otot lurik merupakan otot yang melekatkan seluruh rangka, cara kerjanya disadari, bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel, contohnya otot oada lengan. Otot rangka disebut juga dengan otot lurik, karena serabut kontraktilnya memantulkan cahaya berselang-seling gelap dan terang berjejer terakhir membentuk pita vertikel terhadap poros otak. Sel atau serabut rangka berbentuk silindris, setiap sel berinti banhyak yang terletak di sekitar sarkoplasma. Otot rangka bekerja di bawah kesadaran. Sehingga disebut dengan otot volunteri, kontraksinya cepat, kuat, tetapi mudah lelah. Otot rangka biasanya melekat pada rangka, lidah bibir, telinga, kelopak mata, dan diafragma.

 Otot polos disebut juga otot otonom, karena protoplasmanya liin dan tidak memiliki garis-garis melintang. Otot polos berbentuk seperti gelondong, karena bagian tengahnya besar sedangkan kedua ujungnya meruncing dan mempunyai inti sel yang terlektak di tengah-tengah. Apabila dilihat dari sifat kerjanya otot polos bergerak lamban dan dipengaruhi saraf ototnom. Dengan demikian otot polos bekerja diluar kesadaran kita. Otot ini terdapat pada organ-organ dalam seperti ventrikulus, kandung kemih dan lain-lain.

Otot jantung menyerupai otot serat melintang dimana didalam sel protoplasmanya terdapat serabut-serabut melintang yang bercabang-cabang, otot ini berbeda dengan otot rangka karena sel-selnya panjang. Inti selnya berbentuk lonjong dan berwarna pucat, dimana terletak di tengah-tengah serabut. Serabut otot jantung bergaris melintang, tetapi tidak sejelas dengan otot rangka. Otot jantung dapat bergerak sendiri secara otomatis atau diluar kesadaran karena mendapat rangsangan dari luuar (susunan otonom).

Sifat kerja otot dibedakan menjadi santagonis dan sinergenis. Antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya adalah ekstensor (meleuruskan), flejsor (membengkokan), misalnya otot bisep dan otot trisep, abduktor ( menjauhi badan), aduktor ( mendekati badan) misalnya, gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna, depresor (kebawah) dan aduktor (keatas) misalnya gerak kepala menunduk dan mengadah dan supinator telapak tangan menelungkup. Sinergis adalah otot-otot kontraksinya menimbulkan gerak searah, contohnya pronator teres dan prontaor kuadratus. Berdasarkan letknya otot dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu otot kepala, otot leher, otot bahu, otot dada, otot perut, otot punggung, otot lengan dan otot paha.

Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan yang saling berhubungan , sangat khusus dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai sistem. Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, bahasa, sensasi dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang.

Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan sel schwan). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Neuron adalah sel-sel sistem saraf khusus peka rangsangan yang menerima masukan sensorik atau aferen dari ujung-ujung saraf perifer khusus atau dari organ reseptor sensorik dan menyalurkan masukan motorik atau masukan eferen ke otot-otot dan kelenjar-kelenjar, yaitu organ-organ efektor. Sistem saraf terbagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis.

Sistem saraf perifer terdiri dari neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf autonom (viseral). Sistem saraf pusat dilindungi oleh tulang tengkorak dan tulang belakang. Selanjutnya, sistem saraf pusat dilindungi pula oleh suspensi dalam cairan serebrospinalis (cerebrospinal fluid,CSF) yang diproduksi otak dalam ventrikel otak. Selain itu, juga dilindungi oleh tiga lapisan yang secara bersama-sama disebut sebagai meninges (durameter, arakhnoid, piameter).1 Spesifitas komunikasi kerja sel saraf bergantung dengan hubungan anatomis yang erat antara sel-sel saraf dan sel-sel sasaran mereka, sehingga setiap neuron memiliki rentang pengaruh yang sempit.

Neurotransmitor dikeluarkan dengan distribusi yang sangat terbatas hanya ke sel-sel sasaran spesiffik didekatnya, kemudian deengan cepat mengalami inaktivasi oleh enzim-enzim di taut sel saraf sel sasaran atau diserapkan kembali oleh ujung saraf sebelum dapat mencapai darah. Sel sasaran untuk neuron tertentu memiliki reseptor untuk neurotransmitter yang bersangkutan, tetapi hal itu juga dimiliki oleh sel-sel ditempat lain, dan sel-sel tersebut juga akan berespon terhadap perantara yang sama tersebut apabila terpajan.

Secara umum, sistem saraf bertanggung jawab untuk mengkoordinasi respon yang cepat dan cermat.sinyal-sinyal saraf dalam bentuk potensial aksi secara cepat merambat disepanjang serat-serat sel saraf,menyebabkan pelepasan suatu neurottransimtter di ujung saraf yang akan berdifusi hanya dalam jarak yang sangat dekat ke sel sasarannya sebelum respon timbul.respon yang diperantarai oleh sel saraf bukan hanya cepat,tetapi juga singkat,kerjanya dengan cepat terhenti karena neurotransimtter dengan cepat disingkirkan dari sasarannya.hal ini memungkinkan penghentian respon,pengulangan respon yang berlangsung hampir dengan segera atau muncul respon alternatif dengan segera,bergantung pada keadaan (sebagai contoh,perubahan cepat perintah ke kelompok-kelompok otot yang diperlukan untuk mengkoordinasikan gerakan berjalan).cara kerja ini menyebabkan komunikasi saraf berlangsung cepat dan cermat.jaringan sasaran bagi system saraf adalah otot-otot dan kelenjar,terutama kelenjar eksokrin.




BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Fungsi otot adalah sebagai alat penggerak aktif tubuh, sedangkan penggerak pasif tubuh adalah rangka.
2.      Berdasarkan jenisnya, otot dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: otot lurik, otot polos dan otot jantung.
3.      Cara kerja otot dibedakan menjadi dua macam yaitu; sinergis (cara kerja otot yang saling beriringan) dan antagonis (kerja otot yang saling berlawanan).
4.      Otot saraf berfungsi memberi impuls ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan respon.
5.      Otot paru-paru berfungsi membantu paru-paru dalam sistem pernapasan sehingga sistem pernapasan berjalan dengan baik sesuai fungsinya masing-masing.

                   
DAFTAR PUSTAKA

Frandson, 1992. Anatomi dan fisiologi ternak.gadjah mada university press.yogyakarta.
Kelley, R., 1995. Histologi dasar . EGC. Jakarta.
Pearce, E.,2004. Anatomi dan fisiologi manusia untuk paramedis. Gramedia pustaka utama.jakarta
Syaifuddin,2006. Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Buku kedokteran EGC. Jakarta .
(http://www.docstoc.com/docs/25972416/sistem-alat-gerak).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar