Minggu, 08 Desember 2013

Makalah Anfisman : Konsep Homeostatis

MAKALAH ANFISMAN
KONSEP HOMEOSTATIS

Disusun oleh :
Cahya Aulia
Aulia Dika Rhamadianti
Nadia Fidayani Dahrie
Ni Made Yulianda


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2013


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Homeostasis berasal dari kata homeo berarti “yang sama” dan stasis berarti “berdiri atau diam”. Sherwood (2007) mendefinisikan homeostasis sebagai pemeliharaan lingkungan internal yang relatif stabil.
Makhluk hidup sejatinya senantiasa melakukan pertukaran dengan lingkungan, mengambil bahan yang diperlukan dan mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak berguna dalam tubuh. Kita ambil contoh Amoeba misalnya. Amoeba mengambil oksigen dan nutrisi dari lingkungannya serta melepaskan zat sisa metabolisme ke lingkungan.
Apa yang terjadi pada tubuh manusia hampir sama meski tidak sama persis. Manusia mengambil zat-zat yang dibutuhkan dari lingkungan, serta mengeluarkan zat sisa (sampah) ke lingkungan. Tubuh manusia terdiri dari banyak sel tidak seperti Amoeba yang hanya terdiri dari satu sel. Bagi sel-sel tubuh terdapat dua lingkungan yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal adalah lingkungan dimana tubuh manusia hidup atau dapat dikatakan segala sesuatu yang berada di luar tubuh manusia. Lingkungan internal adalah lingkungan di luar sel namun berada di dalam tubuh.
Lingkungan internal berupa cairan plasma dan cairan interstisial. Ketika sel-sel tubuh memerlukan suatu asupan, dia tidak bisa langsung mengambilnya dari cairan ekstra sel, zat yang diperlukan akan diambil dari cairan interstisial yang dipasok oleh plasma darah. Ketika sel perlu mengeluarkan sisa metabolisme misalnya karbondioksida tidak bisa juga langsung dikeluarkan ke lingkungan eksternal, maka karbondioksida tersebut akan dikeluarkan ke cairan interstisial. Agar sisa metabolisme pada cairan interstisial tidak menumpuk maka sisa metabolisme tersebut dikeluarkan melalui plasma darah kemudian menuju alat-alat ekskresi dan akhirnya dikeluarkan ke lingkungan eksternal.
Plasma darah dan cairan interstisial diatur agar dapat mendukung kehidupan sel, tidak seperti Amoeba yang tidak dapat mengatur lingkungannya. Pengaturan keadaan lingkungan internal agar tetap stabil inilah yang disebut dengan homeostasis. Pemeliharaan lingkungan internal berupa komposisi, suhu dan karakteristik lainnya ini bukan berarti tidak ada perubahan sama sekali. Stabil disini berarti perubahan-perubahan yang terjadi tidak terlalu menyimpang jauh. Jika suatu faktor mulai menggerakkan kondisi lingkungan internal menjauhi kondisi optimal, maka sistem-sistem dalam tubuh akan memulai reaksi tandingan untuk meminimalisasi perubahan tersebut. Misalnya jika tubuh terpapar pada suhu dingin maka suhu internal tubuh akan cenderung turun. Maka, pusat kontrol di otak akan menanggapinya untuk memulai kompensasi misalnya menggigil untuk meningkatkan suhu tubuh menuju suhu normal. Sebaliknya ketika lingkungan internal tubuh saat cuaca panas misalnya, pusat kontrol suhu akan memicu berkeringat untuk menurunkan suhu tubuh menuju normal.
Banyak faktor dalam lingkungan internal tubuh yang harus dipertahankan. Faktor-faktor tersebut meliputi konsentrasi molekul-molekul nutrien, konsentrasi O2dan CO2, konsentrasi zat sisa, pH, konsentrasi garam, air dan elektrolit lain, volume dan tekanan serta suhu.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Homeostasis adalah keadaan yang relatif konstan di dalam lingkungan internal tubuh. Homeostasis merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan kesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang konstan. Homeostasis merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam biologi. Bidang fisiologi dapat mengklasifkasikan mekanisme homeostasis pengaturan dalam organisme. Umpan balik homeostasis terjadi pada setiap organisme (Resha,2009).

Contoh homeostasis yang ringkas ialah apabila cuaca panas, sistem kulit akan merespon dengan mengeluarkan peluh melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit untuk mencegah suhu darahnya meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk mengeluarkan panas ke sekitarnya, hal ini juga menyebabkan kulit berwarna merah.Homeostasis pada dasar nya adalah untuk menstabilkan cairan di sekitar sel-sel organisme multisel yaitu cairan ekstrasel (CES) yang merupakan interface antara sel dengan lingkungan liar.Oleh karena itu parameter CES yang harus dipertahankan melalui homeostasis adalah :

1.              Kadar Nutrien
2.              Kadar O2 dan CO2
3.              Kadar Sisa Metabolisme
4.              PH
5.              Kadar Air,Suhu,Volume dan Tekanan.

Dalam menyelenggarakan homeostasis ini tubuh harus senantiasa memantau adanya perubahan-perubahan nilai berbagai parameter,lalu mengkoordinasikan respons yang sesuai sehingga perubahan yang terjadi dapat di redam.Untuk itu,sel-sel tubuh harus mampu berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Komunikasi antar sel ini merupakan media yang menopang pengendalian fungsi sel organ tubuh.Pengendalian yang paling sederhana terjadi secara lokal (intrinsik) yaitu yang dilakukan dengan komunikasi antar sel yang berdekatan.Pengendalian jarak jauh (ekstrinsik) lebih kompleks dan dimungkinkan melalui refleks yang dapat melibatkan system syaraf (lengkung refleks) maupun sistem endokrin (umpan balik) (Minarma,2004).

            Homeostasis dipertahankan oleh berbagai proses pengaturan keimbangan yang sangat halus namun bersifat dinamis (dynamic steady state).Macam-macam pengaturan yang terlibat dalam homeostasis itu sendiri meliputi :

1.             Umpan balik positif : Contohnya adalah pada saat demam,badan akan bertambah panas untuk membunuh bakteri dan virus.

2.             Umpan balik negatif : Contoh pada saat keadaan panas,badan akan diatur untuk mengurangi panas badan.

Pengaturan juga tidak hanya melalui umpan balik,tetapi dapat juga bersifat kedepan (feed forward control) yang memungkinkan tubuh mengantisipasi perubahan yang akan datang.Bahkan besar respons juga dapat dimodulasi melalui up-regulation atau down-regulation jumlah dan /atau kinerja reseptor sel (Resha,2009).

Sistem-sistem yang terlibat dalam homeostasis meliputi: transportasi,perolehan sumber nutrien, pembuangan sisa metabolisme, kontrol oleh saraf dan hormon, dan reproduksi.


BAB II
PEMBAHASAN

  1. PENGERTIAN
              
Homeostasis berasal dari bahasa Yunani : homeo berarti sama, stasis mempertahankan keadaan, sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang dihadapi. Istilah ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam.

                                    Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk memberi kontribusi bagi homeostasis.


  1. DASAR-DASAR HOMEOSTASIS

            Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter Cannon mengajukan 4 postulat yang mendasari homeostasis, yaitu:

1.      Peran system saraf dalam mempertahankan kesesuaian lingkungan dalam dengan kehidupan.
2.      Adanya kegiatan pengendalian yang bersifat tonik.
3.      Adanya pengendalian yang bersifat antagonistik.
4.      Suatu sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di jaringan tubuh berbeda.


  1. FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTAHANKAN SECARA HOMEOSTATIS

Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis, yaitu :

  1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi.

Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan sebagai bahan bakar metabolic untuk menghasilkan energi. Energy kemudian digunakan untuk menunjang aktifitas-aktifitas khusus dan untuk mempertahankan hidup.

2.      Konsentrasi O2 dan CO2

Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik sebanyak mungkin energi dari molekul nutrien digunakan oleh sel. CO2 yang dihasilkan selama reaksi-reaksi tersebut berlangsung harus diseimbangkan dengan CO2 yang dikeluarkan oleh paru, sehingga CO2 pembentuk asam ini tidak meningkatkan keasaman di lingkungan  internal.
3.      Konsentrasi zat-zat sisa

Berbagai reaksi kimia menghasilkan proiduk-produk akhir yang berefek toksik bagi sel apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.

4.      pH.

Diantara efek-efek paling mencolok dari p[erubahan keasaman lingkungan cairan internal adalah perubahan mekanisme pembentuk sinyal listrik di sel saraf dan perubahan aktifitas enzim di semua sel.

5.      Konsentrasi air,garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain

Karena konsentrasi relative garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel (lingkungan internal) mempengaruhi berapa banyak air yang masuk atau keluar sel, konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal apabila mereka membengkak atau menciut. Elektrolit lain memiliki bermacam-macam fungsi fital lainnya. Sebagai contoh denyut jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium di cairan ekstra sel yang relative konstan.

6.      Suhu.

Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit. Sel-sel akan mengalami perlambatanaktifitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin dan yang lebih buruk protein-protein structural dan enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu panas.

7.      Volume dan tekanan.

Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma, harus dipertahankan pada tekanan darah dan volume yang adekuat agar penghubung vital antara sel dan lingkungan eksternal ini dapat terdistribusi ke seluruh tubuh.

  1. KONTRIBUSI BERBAGAI SISTEM BAGI HOMEOSTASIS
       
Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada gilirannya, setiap sel, melalui aktifitas khususnya masing-masing, turut berperan sebagai bagian dari system tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama oleh semua sel.
    
Terdapat sebelas system tubuh utama, kontribusi terpenting mereka untuk homeostasis dicantumkan sebagai berikut:

  1. Sistem Sirkulasi.

Merupakan system transportasi yang membawa berbagai zat, misalnya zat gizi, O2, CO2, zat-zat sisa,elektrolit, dan hormone dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya.




2.         Sistem Pencernaan

Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat diserap  ke dalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sel ini juga memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal. System ini mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak dicerna  ke lingkungan eksternal melalui tinja.

3.      Sistem Respirasi

Mengambil  O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam, system respirasi juga penting  untuk mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai.

4.      Sistem Kemih

Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui urine, bersama zat-zat sisa selain CO2.

5.      Sistem Rangka

Memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ. System ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu elektrolit yang konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankandalam rentang yang sangat sempit. Bersama dengan system otot , system rangka juga memungkinkan timbulnya gerakan tubuh dan bagian-bagiannya.

6.         Sistem Otot

Menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari sudut pandang homeostasis semata-mata, sistem ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh kontraksi otot penting untuk mengatur suhu. Karena berada di bawah kontrol kesedaran, individu mampu menggunakan otot rangka untuk melakukan bermacam gerakan sesuai keinginan. Gerakan-gerakan tersebut, berkisar dari keterampilan motorik halus yang diperlukan, misalnya untuk menjahit sampai gerakan-gerakan kuat yang diperlukan untuk mengangkat beban, tidak selalu diarahkan untuk mempertahankan homeostasis.

7.         Sistem Integument

Berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegahcairan internal keluar dari tubuhdan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. System ini juga penting dalam mengatur suhu tubuh. Jumlah panas yang dikeluarkan dari permukaan tubuh ke lingkungan eksternal dapat disesuaikan dengan mengatur produksi keringat dan dengan mengatur aliran darah hangat ke kulit.

8.      Sistem Imun

Mempertahankan tubuh dari seranganbenda asing  dan sel-sel tubuh yang telah menjadi kanker. System ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera.


9.         Sistem Saraf

Merupakan salah satu dari dua system pengatur atau control utama tubuh. Secara umum, system ini mengontrol dan mengkoordinasikan aktifitas tubuhyang memerlukan respon cepat. System ini sangat penting terutama untuk mendeteksidan mencetuskan reaksi terhadap berbagai perubahan di lingkungan internal. Selain itu, system ini akan bertanggung jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan homeostasis, misalnya kesadaran, ingatan, dan kreatifitas.

10.  Sistem Endokrin

Merupakan system kontrol utainnya. Secara umum, kelenjar-kelenjarpenghasil hormone pada system endokrin mengatur aktifitas yang lebih mementingkan daya tahan (durasi) daripada kecepatan. System ini terutama penting untuk mengontrol konsentrasi zat-zat gizi dan dengan menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit lingkungan internal.

11.  Sistem Reproduksi

System ini tidak esensial bagi homeostasis, sehingga tidak penting bagi kelangsungan hidup individu. Akan tetapi, system ini penting bagi kelangsungan hidupsuatu spesies.




  1. SISTEM CONTROL HOMEOSTASIS

Untuk mempertahankan homeostasis, tubuh harus mampu mendeteksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada faktor-faktor lingkungan internal yang perlu dijaga dalam retang yang sempit. Tubuh juga harus mampu mengontrol berbagai sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk menyesuaikan faktor-faktor itu.

Sebagai contoh, untuk mempertahankan konsentrasi CO2 di cairan ekstrasel pada kadar yang optimal, tubuh harus mampu mendeteksi adanya perubahan pada konsentrasi CO2 dan kemudian dengan tepat mengubah aktifitas pernapasan, sehingga konsentrasi CO2 kembali ke tingkat yang diinginkan.

Sistem control yang beroperasi untuk mempertahankan homeostasis dapat dikelompokkan menjadi dua kelas, yaitu:

    1. Control intrinsic

Control intrinsik (local, intrinsic berarti di dalam) terdapat di dalam atau inheren bagi organ yang bersangkutan. Sebagai contoh, sewaktu suatu otot yang beraktifitas menggunakan O2 dan mengeluarkan CO2  untuk menghasilkan energy yang diperlukan untuk menjalankan aktifitas kontraktilnya, konsentrasi O2 turun dan CO2 meningkat di dalam otot tersebut.

Melalui kerja langsung pada otot polos di dinding pembuluh darah yang mengaliri otot-otot tersebut, perubahan-perubahan kimiawi local tersebut menyebabkan otot polos melemas dan pembuluh terbuka lebar untuk mengakomodasikan peningkatan aliran darah ke otot tersebut. Mekanisme local ini ikut berperan mempertahankan kadar O2 dan CO2 yang optimal di dalam lingkungan cair internal yang mengelilingi sel-sel otot tersebut.

    1. Control ekstrinsik

Control ekstrinsik (extrinsic berarti di luar), yaitu mekanisme pengatur yang dicetuskan di luar suatu organ untuk mengubah aktifitas organ tersebut. Control ekstrinsik berbagai organ dan system dilaksanakan oleh system saraf dan endokrin, dua sistem kontrol utama pada tubuh.

Control ekstrinsik memungkinkan pengaturan beberapa organ sekaligus untuk mencapai suatu tujuan bersama; sebaliknya, control intrinsic berfungsi untuk melayani organ tempat control tersebut bekerja. Mekanisme pengaturan keseluruhan yang terkoordinasikan penting untuk mempertahankan keadaan stabil dinamis lingkungan internal secara keseluruhan.


  1. HOMEOSTASIS FISIOLOGIS

Homeostasis fisiologis dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh sistem endokrin dan saraf otonom. Prosesnya terjadi melalui empat cara, yaitu :

    1. Self Regulation

Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat. Contohnya : proses pengaturan fungsi organ tubuh

    1. Kompensasi

Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi didalamnya. Misalnya apabila secara tiba tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tubuh tetap stabil, pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh, dan peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh.

    1. Umpan Balik Negatif

Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal, tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.





    1. Umpan Balik untuk Mengoreksi Ketidakseimbangan Fisiologis

Contoh, apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.

  1. TAHAPAN-TAHAPAN HOMEOSTASIS

Homeostasis terdiri dari 3 tahap:

    1. Homeostasis primer.

Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi homeostasis primer. Homeostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit.

Homeostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika homeostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju homeostasis sekunder.

    1. Homeostasis Sekunder.

Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi.

Homeostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Homeostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke homeostasis tersier.

    1. Homeostasis Tersier.

Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.


  1. KETIDAKSEIMBANGAN HOMEOSTASIS

Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secar benar, homeostasis terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh lingkungan yang optimal tempat mereka hidup dan berfungsi. Muncul beberapa keadaan patofisiologis. Patofisiologis mengacu kepada abnormalitas fungsional tubuh (perubahan fisiologi) yang berkaitan dengan penyakit. Jika gangguan terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi memungkinkan kelangsungan hidup, timbul kematian.

Hampir semua penyakit merupakan kegagalan tubuh mempertahankan homeostasis. Keberadaan seseorang dilingkungan sangat dingin tanpa pakaian dan perlindungan dapat berakibat fatal jika tubuhnya gagal mempertahankan suhu sehingga suhu tubuh turun. Hal ini disebabkan oleh terganggunya proses-proses enzimatik sel yang sangat bergangtung pada suhu tertentu.

Contoh lain adalah kaehilangan drh dalam jumlah yang kecil mungkin tidak fatal karena tubuh masih mampu mengkompensasi kehilangan tersebut dengan cara meningkatkan tekanan darah mereabsorpsi cairan di ginjal dsb. Tetapi bila kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang besar, upaya untuk mengkompensasi tubuh mungkin tidak memadai sehingga berakibat fatal.

Tanggung jawab dokter dan para medis adalah untuk perawatan intensif untuk pasien-pasien yang gawat. Berbagai indicator homeostasis akan dipantau di unit intensif seperti frekuensi denyut jantung, tekanan darah, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, kimia darah, dan mengatur keluarnya cairan tubuh. Tujuan unit adalah untuk mengambil alih fungsi homeostasis yang tidak dapat dilaksanakan oleh pasien yang sedang sakit parah sahingga tidak mampu melakukan proses homeostasis sendiri.



BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

·         Homeostasis merupakan proses pengaturan lingkungan kesetimbangan yang dinamis dalam (badan organisme) yang konstan.

·         Organ-organ yang terlibat dalam pengaturan homeostasis antara lain:
Ø        Hati
Ø        Ginjal
Ø        Kulit

·         Homeostasis tergantung pada interaksi dan tindakan yang dinamis sejumlah badan system, Faktor yang mempengaruhi seperti :
Ø  Temperatur
Ø  Kadar garam dan keasaman dalam tubuh

·         Bahan gizi yang berlebih dan mempengaruhi kemampuan organisme untuk   menopang hidup.


DAFTAR PUSTAKA



Agung. 2008. HOMEOSTASIS suatu pengantar. http//www.scrib.com. Jumat, 19 September 2008

Guy Ton, Arthur C., Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Pramita, Aam Citrida. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia. Palembang : Poltekkes Depkes Palembang.

Raharja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta : PT Alex Media Komputindo

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC


Siagian, Minarma. 2004. HOMEOSTASIS: Keseimbangan yang Halus dan Dinamis. Jakarta : Departemen Ilmu   

1 komentar:

  1. Terima Kasih. Aku kaget, aku kira ini web fanbase hihi. Aku juga EXO-L BTW hihii

    BalasHapus